Cerita drama ini diangkat dari kisah nyata seorang murid sma berkacamata yang tambun, suka ngejengit, alisnya kejit – kejit, jail dan sedikit agak nakal, namun rajin menabung dan suka menolong serta pasrah akan kehidupan orang lain, dia bernama Trisna Atma Jaya. Selain itu, Trisna juga seseorang yang sangat suka kebut – kebutan dengan motor CBRnya. Saking ngebutnya, dia pernah nabrak mobil sedot tinja keliling sampai tinjanya keluar kemana – mana dan mengenai mukanya sampai mukanya berubah drastis. Keesokan harinya, Trisna bersekolah seperti biasa, dengan mengendarai motor CBRnya, dia tiba di sekolah nyaris telat dan memarkirkan motornya di tempat parkir. Dengan gayanya yang khas dia memasuki kelasnya tercinta “ROCKETS”. Di sana teman – teman kelompok bahasa indonesiannya ngobrol sambil menunggu pelajaran dimulai. Ketika teman – temannya melihat Trisna, mereka tidak mengenalinya dan merasa aneh dengan perubahan wajah Trisna.
Trisna : “ Hai teman – teman “
Teman –teman : “hai, kamu siapa? ” (dengan wajah penasaran )
Trisna : “ aku Trisna, T R I S N Aaaaa” ( mengeja namanya sendiri sambil melet )
Abenk dan Hendra : “ hah, Trisna. Aku terkejut ” ( terkejut sambil tatap – tatapan )
Karang : “ aku juga” ( terkejut )
Agas : aku juga deh
Erlangga : aku gimana ya?
Prasta : aku tidak percaya kamu Trisna
Abenk : ya, aku juga
Erlangga : aku, gimana ya?
Dewi : tidak baik kalau tidak percaya begitu teman, lebih baik kita Tanya saja apa yang bias
Membuat kami yakin bahwa kau adalah Trisna?
Karang : ya, apa?
Trisna : iiiii
Hendra : ayo cepat jawab ( marah dan memegang Trisna )
Trisna : ini, lalu motor itu, helm ini ( sambil menujuk perut, helm dan motor )
Abenk : ya, perut ini, aku betul – betul mengenal perut ini, aku telah berhutang budi pada
perut ini, dia telah membantuku ketika ada sidak video tiit,
teman – teman : haaah
Abenk : kawan, ini benar – benar Trisnaaaaaaaaaaaa
Teman – teman : yeeeeeeee, ternyata kau benar – benar Trisna”
Dewi : tapi, kenapa kamu sampai bias seperti ini Trisna?
Trisna : ceritanya panjang, bermula dari aku yang akan pergi touring, tiba – tiba di tikungan
ada sebuah mobil sdeot tinja yang berhenti sedang menyedot tinja, karena aku tidak
hati – hati, ketabrak deh mobil itu sampai meledak dan tinjanya muncrat kemana –
mana hingga mengenai wajahku dan menjadi seperti ini sekarang
teman teman : wahahahaha, nabrak mobil tinja, makanya kalo nabrak itu milih – milih
Karang : Trisna trisna
Setelah lama mereka berbincang – bincang, akhirnya Trisna berhasil meyakinkan teman – temannya bahwa dia itu memang benar Trisna. Tiba – tiba bel tanda pelajaran dimulai berbunyi, ibu guru Dwi L datang ke kelas dengan wajh senyum sumringah bak matahari yang baru bersinar. Seketika itupun, Trisna dan teman – temannya mengambil tempat duduk yang rapi. Pelajaran pun dimulai, Trisna dan teman – temannya asik mendengarkan apa yang diterangkan oleh bu Dwi L. namun, 2 menit setelah itu, mereka sudah bosan dan terlihat sangat mengantuk, merekapun mulai merencanakan tingkah usil mereka. Tampak Agas yang sibuk mengerjakan tugas yang diberikan bu Dwi L, merasa sangat risih dengan sepatu yang dipakainya, iapun melepaskan salah satu sepatunya. Keusilan Trisna dan teman – temannya pun mulai dilakukan kepada Agas.
Karang : “ padaasana”
Erlangga : “ panganjali”
Semua : “Om swastyastu”
Dwi L : anak – anak, sekarang pelajaran apa?
Anak ROCKETS : matematika ibuk
Dwi L : Bagus, sekarang ibuk akan menjelaskan tentang penjumlahan. Satu ditambah satu berapa?
Anak ROCKETS : dua ibuk
Dwi L : pinter, dengar baik – baik ya, blab la blab la blab bla blab la blab la blab bla blab la
blab la blab bla blab la blab la blab bla
Trisna : aduh ngatuk nih
Karang : aku juga
Dewi : kok nggak selese selese ya ngomongnya
Prasta : nggak tau tuh
Hendra : kalo gini, mendingan buat video lipsing aja deh
Abenk : eh eh, ibuknya liat kesini
Dwi l : mengerti semua?
Anak ROCKETS : mengerti buk
Dwi L : ok, sekarang kerjakan tugas yang ibuk kasi ya
Anak ROCKETS : oke buk
Agas : aduh, gatel banget nih kaki, lepas aja deh sepatunya, biar enakan ngerjain tugasnya
( menggaruk – garuk kaki)
Kecambah : Hey, lihat Agas
Karang : sembunyiin sepatunya
Abenk : nih udah aku ambil, sembunyiin Tris
Trisna : ya ya ( membuang sepatu ke luar kelas )
Agas : ih loh sepatuku mana ya, hen mana sepatuku? ( krasak krusuk nyari sepatu )
Hendra : mana ku tau
Agas : ba ba bah, wi, ada liat sepatuku? ( krasak krusuk nyari sepatu )
Dewi : Nggak, aku dari tadi ngerjain tugas
Agas : pasti, ke dah pras ya ( krasak krusuk nyari sepatu )
Prasta : bukan aku tot, dari tadi aku tidur aja, yang lain Tanya
Agas : beh, pasti ke dah benk, mana benk ( krasak krusuk nyari sepatu )
Abenk : enak aja ke nuduh aaku
Dwi L : Agas, kenapa itu, clingak clinguk kayak ada yang ilang aja, kenapa? ( marah )
Anak ROCKETS : nah
Agas : nggak buk
Dwi L : Kalo nggak, ngapain kamu kayak gitu?
Agas : sepatu saya ilang buk
Anak ROCKETS : wa wa wa waduh
Dwi L : kenapa bias ilang?
Agas : disembunyiin buk
Dwi L : gini dah, pasti dah yang nyembunyyiin itu nggak konsen sama pelajaran, bingung
dia mikir dimana mau disembunyiin sepatu, itu aja dah yang dia piker. Perasaan agas
ni, tiap pelajaran ibu pasti ada aja yang hilang, dulu tas hilang sekarang sepatu,
kepingin nggak sih kamu belajar?
Anak ROCKETS : pengin buk
Dwi L : KAlo gitu, siapa yang nyembunyiin sepatunya Agas, ngaku nggak, kalo ngggak ibu
panggil wali kelas kalian.
Anak ROCKETS : …….
Dwi L : oke, ibuk cari wali kelas kalian sekarang ( pergi keuar kelas dan mencari buk Gung
ayu )
Anak ROCKETS : wah wah wah ( prasta mengembalikan jaketnya Agas)
Abenk : noh tris, gimana ni sekarang?
Trisna : ya, pasrah aja, dihukum dihukum dah
Karang : dimana ke sembunyiin?
Trisna : aku buang ke luar
Kecambah : Ambil – ambil cepet ( BU Dwi L bersama Bu Gung Ayu datang ke kelas)
Dwi L : ni buk, kapok saya ngurus mereka
Gung Ayu : jangankan ibuk, saya aja udah kapok juga sama mereka
Dwi L : sekarang terserah ibuk dah mau ngapain
Gung Ayu : kenapa kalian masih aja bandel, ibuk udah sabar ngadepin kalian nak, ayo ngaku aja
siapa yang nyembunyiin sepatunya Agas?
Trisna : saya bu ( mengangkat tangan )
Gung Ayu : oh ternyata kamu Trisna
Erlangga : saya juga buk
Gung Ayu : oh gini ya, komplotan, siapa lagi
Kecambah : Karang ma Abenk buk
Gung Ayu : waduh, kalian ini nak, besok kalian menghadap ke BK, ajak orang tua kalian, ibuk
nggak mau ada kejadian kayak gini lagi terulang, ngerti kalian?
Anak ROCKETS : ngerti buk
Dwi L : oh, ternyata Trisna, sekarang kamu cari itu sepatunya Agas sampai ketemu, cepet!
Trisna : ok buk ( pergi ke kuar kelas )
Sepatu yang dilempar Trisna ternyata jatuh di dunia lain, tepatnya di sebuah kamar seorang tuan putri yang cantik jelita yang sedang memohon kepada Tuhan agar dia diberikan jodoh. Putri ini bernama Astri, saat astir sedang memohon, tiba – tiba jatuhlah sepatu itu tepat dihadapannya. Ia pun tersontak kaget, dan sangat senang karena Tuhan telah memberinya petunjuk untuk menemukan jodohnya, iapun tak henti – henti mengucapkan terima kasih kepada Tuhan. Dengan sangat kencang dan cepat bak seorang pelari 100 meter, iapun segera mencari ayahnya untuk memberitahukan hal itu.
Astri : “ ya Tuhan berikanlah hambamu ini seorang jodoh yang ganteng dan rupawan bak
Sah Rul Khan, tapi kalo nggak ada yang kayak Briptu Noman juga ndak apa Tuhan.
Bantulah hambamu ini Tuhan, jika Kau mendengar doaku, berikanlah aku sebuah
petunjuk Tuhan.” ( menangis – nangis dan tiba tiba terhenti karena mendengar suara
benda jatuh)
Astri : “ Haaah, Yiha yiha yiha Terima kasih tuhan terima kasih Kau telah mengabulkan
permohonanku, Terma kasih terima kasih, Papa mama papa mama ” ( Kaget dan
teriak teriak)
Rian : ada apa Astri, kayaknya senang begitu. Apakah doamu telah didengar?
Astri : iya pa, Tuhan telah mendatangkan sepatu ini sebagai petunjuk
Rian : hah, sepatu? Kenapa nggak orangnya sekalian?
Astri : iya dong pa, biaya pengirimannya kan lebih murah, kalo ngirim orangnya sekalian
entar bangkrut deh pa terus ceritanya mentok deh ampe sini, ujung – ujungnya
dimarahan sama bu guru trus nilainya kecil deh, papa mau dapet nilai kecil?
Rian : oh, gitu ya, papa panggil pengawal dulu ya
Astri : ok deeh pa, aku dandan dulu ya
Rian : ok, Pengawal pengawal, cepat dating kesini
Gapar : YOOO, ada apa tuan?
Rian : cepat selidiki dari mana datangnya sepatu ini.
Gapar : Yoi, ongkosnya tuan
Rian : yah kasbon aja dulu
Gapar : Oke deh ( mengecek sepatu )
Rian : Gimana, sudah?
Gapar : belum tuan, sabar dikit dong
Rian : okookokok
Gapar : nah ini dia
Astri : dapat?
Gapar : yah, sepatu ini terbawa oleh lubang waktu menuju kesini, sepatu ini berasal dari
FOURSMA tepatnya dari kelas ROCKETS tuan
Astri : ayo pa, kita kesana
Rian : kapan?
Astri : tahun depan, puas. ya sekarang dong pa
Rian : gapar ayo berangkat
Gapar : ok
Astri beserta pengawal dan keluarganya pun segera menuju ke kelas “ROCKETS”, dan di kelas itu Trisna disuruh bu dwi L untuk mencari sepatu yang dilemparnya, ternyata sepatunya tidak ada padahal ia hanya melempar sepatu itu pelan. Lama berada di luar kelas, datamglah Astri besewrta pengawalnya itu ke FOURSMA, dan bertanya kepada Trisna dimana kelas ROCKETS itu.
Gapar : Eh gan. agan tau nggak kelas ROCKETS tu dimane?
Trisna : Yoi, itu kan kelas ane
Gapar : Oh itu kelas agan ya, Boleh kenalan nggak gan?
Trisna : boleh, namaku Trisna, umurku 17 tahun, ayahku seorang pelaut, ibuku seorang
Pedagang, mereka hidup bahagia, bersamaku dan kakaku, kini aku bersekolah di
FOURSMA di kelas impianku Rockets. Kalo agan siapa?
Gapar : aku gapar, kamu bisa memanggilku tampan, aku adalah seorang pengawal kerajaan,
Sekarang, dimana kelas ROCKETS itu?
Trisna : di hatimu, yes kena yes kena
Gapar : aw, ternyata agan romantic juga ya. .
Rian : hey gapar, bagaimana sudah?
Gapar : belum gan, ini lagi nanya
Rian : jadi dimana kelas ROCKETS itu?
Trisna : oh dari sini lurus, belok kiri, belok kanan, ada pertigaan lurus, ada perempatan belok
kiri, lurus, ada tanjakan naik turunan turun tanjakan naik turunan turun, caiya caya
caya caya cana caya caya ( meanari gaya india bersama rian dan gapar)
Rian : kenapa malah nyanyi ya?
Gapar : Trisna, biar nggak habis ni durasinya, ayo tunjukan dimana kelas ROCKETS itu?
Trisna : tuh di sana
Rian ; Astri, kesini, sebentar lagi kita tiba
Astri : iya pa, tunggu sebentar
Merekapun bersama-sama menuju kelas ROCKETS. Guru – guru dan murid – murid itu terpesona akan kedatangan putri Astri dan pengawalnya serta Trisna. Rianpun mengumumkan bahwa Astri akan mencari jodoh, dengan meyakinkan siapa pemilik sepatu itu.
Dwi L : wow cantiknya
Gung Ayu : harus bilang cantik ya?
Dwi L : iya, disuruh penulis
Teman – Teman : Wow cantik katanya
Gung Ayu : cantik sekali
Gapar : permisi ya, maaf menggangu bu
Dwi L : oh ya, tidak apa – apa
Gapar : jadi ada sedikit informasi yang akan kami sampaikan, tapi sebelumnya kami akan
memperkenalkan diri kami,
Gapar dan Rian : kami dari DUNIA LAIN,
Gapar : saya Gapar
Rian : saya Rian
Gapar dan Rian : kami Gaparian
Rian : Saudara – saudara sebangsa dan setanah air walau sedikit, di sini saya akan
mengumumkan bahwa anak saya Putri Astri, sedang mencari jodoh dengan sepatu
yang ia bawa. Jadi barang siapa yang cocok dengan sepatu ini, maka dia akan
dinikahkan dengan Astri, mengerti semua?
Anak ROCKETS : Mengerti, kami dari ROCKETS, mengucapkan selamat siang dan selamat dating di
ROCKETSSS
Karang : Saya Karang
Abenk : Saya Abenk
Prasta : Saya Prasta
Agas : Saya Agas
Kecambah : Saya kecambah
Hendra : Saya Hendra
Trisna : Saya Trisna
Dewi : Saya Dewi
Anak ROCKETS : Kami
Karang Dan Abenk : Karangabenk
Prasta dan Agas : Prastaagas
Kecambah, Hendra : Kecambahendra
Trisna dan Dewi : Trisnadewi
Anak ROCKETS : kami mengerti dan bersedia untuk mengikuti apa yang Rian katakan
Rian : ok, terima kasih, kalo begitu, ayo kita mulaiii
Semua : ayooo
Setelah melakukan pemilihan, ternyata yang kakinya cocok dengan sepatu itu adalah Agas, ya iyalah secara Agas yang punya sepatu itu. Agaspun sangat senang hatinya karena akan menikah dengan tuan putrid Astri, tetapi hati tuan putri merasa bimbang, dia merasa bahwa bukan Agaslah jodoh yang diberikan Tuhan kepadanya. Ayahnya pun bingung, lalu menanyakan kepadanya bahwa siapa sebenarnya jodoh tuan putri, tuan putripun mengatakan bahwa sejak pandangan pertama Trisna telah membuat hati Tuan putri berdegup kencang dan menjadikannya tergila – gila.
Agas : yye ye aku menang korang kalah, berhasil berhasil hore . . Tuan putrid aku lah
Jodohmu, percayalah padaku
Astri : memang sepatu itu cocok denganmu, tetapi hatiku berkata lain, aku merasa bukan
kaulah jodohku Agas
Rian : apaaaa, bukan dia. Kalo bukan dia lalu siapa anakku?
Agas : ya, kalo bukan aku, lalu siapa?
Astri : diaaaa ( menunjuk ke Trisna )
Teman dan guru : oh, ternyata Trisna. Apaaaaa ( kaget ceritanya )
Trisna : hah
Gapar : hah, ternyata kau trisna. Tapi kenapa bisa dia tuan putri?
Astri : aku juga tidak tahu, tapi si penulis nyuruhnya gitu
Abenk : sialan tuh si penulis, bikin ane ma agan – agan jadi bingung aja nih
Prasta : iya tod, ntar abis drama ini, kita hajar aja tuh penulis yuk
Semua : ayo ayo ayo
Hendra : sudah sudah, kasian tuh si penulis, udah mukanya hancur, nanti kalo kita hajar
tambah hancur jadinya, mending lanjutin nih ceritanya biar kelar ( mengelus ngelus
Abenk)
Erlangga : yoi yoi
Karang : tadi sampai dimana?
Dewi : sampai di penulis, yaya penulis, eh penulis, emmm Trisna Trisna
Rian : ya ya, kenapa bias dia, apa hubungannya Trisna dengan sepatu itu?
Dwi l : aha, saya tahu
Erlangga : aha, saya tempe
Prasta : aha, saya lumpiang
Trisna : aha, saya….. ( belum selesai ngomong )
Abenk : udah udah udah ( menyela Trisna )
Trisna : nah benk, nah benk
Agas : jadi apa bu?
Dwi l : tadi bukannya sepatumu dibuang oleh Trisna ke luar kelas, tapi setelah dicek
ternyata tidak ada, mungkin jodoh yang dimaksudkan oleh Tuan putri bukanlah yang
memiliki sepatu itu, tetapi yang membuang sepatu itu, hingga akhirnya ditemukan
oleh tuan putri, bukan begitu?
Astri : jadi, Trisna yang membuang sepatu itu? Berarti, kau memang benar jodohku Trisna
Trisna : Hah, benarkah?
Astri : Trisna
Trisna : Astri
Astri dan Trisna saling berpelukan dan saling mencium, dan seketika wajah Trisnapun berubah kembali seperti trisna sedia kala sebelum wajahnya tertutup tinja.
Teman – Teman : Trisna, kau kembali .
Abenk : wuahahaha wuahahaha ( menangis )
Trisna : wah Abenk, aku menjadi terharu, kau sampai menangis begitu
Abenk : bukan begitu tod, kaki ane diinjek prasta
Prasta : waduh, sori sori sengaja
Semua : wahahaha hahahah, aku kira kenapa
Hendra : sudah sudah, jangan menangis Abenk ( mengelus ngelus Abenk )
Semua : krik krik krik
Begitulah akhirnya, canda dan tawa selalu menghiasi kelas ROCKETS, Trisna dan kawan – kawan menjadi lebih dekat. Guru – gurupun senang dengan mereka, hingga akhirnya mereka tamat dari FOURSMA dan berkuliah serta membuka usaha. Trisna yang suka dengan motor, membuka usaha sebagai pedagang baut motor, dan dia bersama dengan Astri sering melakukan touring berdua. Hingga saat menikahpun Trisna tetap bersama Astri di atas motornya. Merekapun hidup bahagia bersama dengan motor dan baut – baut mereka.
No comments:
Post a Comment